Minggu, 24 April 2016

Pemrosesan Paralel dan Komputasi Paralel


1.1     Parallel Processing

Pemrosesan parallel (parallel processing) adalah penggunaan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Idealnya, parallel processing membuat program berjalan lebih cepat karena semakin banyak CPU yang digunakan. Tetapi dalam praktek, seringkali sulit membagi program sehingga dapat dieksekusi oleh CPU yang berbea-beda tanpa berkaitan di antaranya.

1.2.   Pemrograman Parallel

Teknik pemrograman komputer yang memungkinkan eksekusi perintah atau operasi secara bersamaan baik dalam komputer dengan satu (prosesor tunggal) ataupun banyak (prosesor ganda dengan mesin paralel) CPU.
Bahasa Pemrograman yang digunakan pada Pemrograman Parallel
1.MPI (Message Passing Interface)
2.PVM (Parallel Virtual Machine)

1.3.      Komputasi Paralel

Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya diperlukan saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar (di industri keuangan, bioinformatika, dll) ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak. Kasus kedua umum ditemui di kalkulasi numerik untuk menyelesaikan persamaan matematis di bidang fisika (fisika komputasi), kimia (kimia komputasi) dll.

Komputasi Paralel membutuhkan
• Algoritma
• Bahasa pemrograman
• Compiler

Teknologi komputasi paralel sudah berkembang lebih dari dua dekade, penggunaannya semakin beragam mulai dari kebutuhan perhitungan di laboratorium fisika nuklir, simulasi pesawat luar angkasa, hingga prakiraan cuaca. Komputasi paralel didefinisikan sebagai penggunaan sekumpulan sumberdaya komputer secara simultan untuk menyelesaikan permasalahan komputasi. Secara prinsip komputer paralel membagi permasalahan sehingga menjadi lebih kecil untuk dikerjakan oleh setiap prosesor (CPU) dalam waktu yang bersamaan/simultan (concurrent). Prinsip ini disebut paralelisme.



Paralelisme dalam komputasi paralel merupakan hal yang diciptakan dan dimanfaatkan. Sebenarnya prinsip paralelisme juga sudah diterapkan dalam komputer serial misal dengan pipelining dan superscalar-nya namun demikian tidak memberikan solusi terbaik dalam hal meningkatkan performansi dikarenakan terbatasnya kemampuan untuk menambah kecepatan prosesor dan fenomena memory bottleneck. Perkembangan penerapan paralelisme pada prosesor dari masa ke masa ditunjukkan pada Gambar 1.1.
 Dari gambar tersebut kita dapatkan beberapa tingkat paralelisme dalam komputasi khususnya pada prosesor, di antaranya :
1)      Paralelisme bit-level. Contoh : prosesor 32 bit dan prosesor 64 bit.

2)      Paralelisme instruction set-level. Contoh : CISC dan RISC.

3)      Paralelisme thread-level. Contoh : Intel hyperthreading

Paralelisme lain yang juga berkembang dalam komputasi paralel adalah paralelisme data dan paralelisme fungsi (task).
Perkembangan teknologi prosesor memberikan pengaruh yang besar pada komputasi paralel. Mulai dari prosesor singlecore superscalar, chip multiprocessor, prosesor multicore, hingga prosesor cell memberikan kontribusi terhadap peningkatan performansi komputer paralel. Supercomputer seperti Roadrunner misalnya menggunakan teknologi multiprosesor, prosesor cell, atau gabungan dari keduanya (hybrid system). Jumlah prosesor yang dipakai HPC juga semakin tidak terbatas sehingga arsitekturnya disebut Massively Parallel Processing (MPP). Namun demikian penggunaan cluster PC menjadi tren dalam komputasi paralel karena faktor biaya dan skalabilitas. Dari Tabel 1.1. diperoleh data bahwa cluster menjadi pilihan terbanyak para pengembang HPC.


1.3.1  Arsitektur Komputer Paralel

Berdasarkan jumlah dan prinsip kerja prosesor pada komputer paralel, A.J. Van der Steen dan J. Donggara menyebutkan terdapat empat arsitektur utama komputer paralel menurut Flynn (1972) yaitu:

1)   SISD (Single Instruction – Single Data). Komputer ini memiliki hanya satu prosesor dan satu instruksi yang dieksekusi secara serial. Komputer ini adalah tipe komputer konvensional. Menurut mereka tipe komputer ini tidak ada dalam praktik komputer paralel karena bahkan mainframe pun tidak lagi menggunakan satu prosesor. Klasifikasi ini sekedar untuk melengkapi definisi komputer paralel. Skema SISD ditunjukkan pada Gambar 1.2. 


2)      SIMD (Single Instruction – Multiple Data). Komputer ini memiliki lebih dari satu prosesor, tetapi hanya mengeksekusi satu instruksi secara paralel pada data yang berbeda pada level lock-step. Komputer vektor adalah salah satu komputer paralel yang menggunakan arsitektur ini. Skema SIMD ditunjukkan pada Gambar 2.3. 

3)         MISD (Multiple Instructions – Single Data). Teorinya komputer ini memiliki satu prosesor dan mengeksekusi beberapa instruksi secara paralel tetapi praktiknya tidak ada komputer yang dibangun dengan arsitektur ini karena sistemnya tidak mudah dipahami. Skema MISD ditunjukkan pada Gambar 1.4. 

4)      MIMD (Multiple Instructions – Multiple Data). Komputer ini memiliki lebih dari satu prosesor dan mengeksekusi lebih dari satu instruksi secara paralel. Tipe komputer ini yang paling banyak digunakan untuk membangun komputer paralel, bahkan banyak supercomputer yang menerapkan arsitektur ini. Skema MIMD ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Sistem komputer paralel dibedakan dari cara kerja memorinya menjadi shared memory dan distributed memory. Shared memory berarti memori tunggal diakses oleh satu atau lebih prosesor untuk menjalankan instruksi sedangkan distributed memory berarti setiap prosesor memiliki memori sendiri untuk menjalankan instruksi. Menurut A.J. Van der Steen dan J. Donggara baik sistem shared memory maupun distributed memory merupakan SIMD atau MIMD.

Top500 Team membagi arsitektur komputer paralel dalam 6 kelompok berdasarkan daftarnya sejak tahun 1993 yaitu : SIMD, Single Processor, SMP, MPP, Constellation dan Cluster. Dari keenam arsitektur tersebut hanya 3 kelompok yang masih bertahan dalam daftar di Nopember 2009 seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.6.


Pada penelitian ini arsitektur yang digunakan adalah cluster PC multicore yang merupakan penerapan arsitektur MIMD dengan distributed shared memory. Skema arsitektur ini ditunjukkan pada Gambar 1.7. Adapun komponen-komponen utama dari arsitektur komputer paralel cluster PC antara lain  :
  1.  Prosesor (CPU). Bagian paling penting dalam sistem, untuk multicore terdapat lebih dari satu core yang mengakses sebuah memori (shared memory).
  2. Memori. Bagian ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa bagian penyusunnya seperti RAM, cache memory dan memori eksternal.
  3. Sistem Operasi. Software dasar untuk menjalankan sistem komputer.
  4. Cluster Middleware. Antarmuka antara hardware dan software.
  5. Programming Environment dan Software Tools. Software yang digunakan untuk pemrograman paralel termasuk software pendukungnya.
  6. User Interface. Software yang menjadi perantara hardware dengan user.
  7. Aplikasi. Software berisi program permasalahan yang akan diselesaikan.
  8. Jaringan. Penghubung satu PC (prosesor) dengan PC yang lain sehingga memungkinkan pemanfaatan sumberdaya secara simultan. 


1.3.1     Komputer Multicore

Pada saat ini PC secara umum telah menggunakan paralelisme thread-level dengan berkembangnya teknologi multicore. Teknologi ini menempatkan lebih dari satu general purpose processor pada satu keping mikroprosesor sehingga memungkinkan lebih dari satu thread bekerja secara simultan. Prosesor multicore umumnya menggunakan prinsip shared-memory, dimana masing-masing core processor terhubung dengan sebuah memori internal (cache memory) yang menjadi perantara baginya dengan memori eksternal seperti RAM. Hal ini ditunjukkan dengan Gambar 1.8. Namun demikian adapula prosesor multicore yang menggunakan prinsip message passing untuk berkomunikasi antar core.
Paralelisme fisik pada prosesor multicore sebenarnya tidak serta merta mendorong peningkatan performansi komputer. Jumlah core yang banyak tidak akan berpengaruh bila tidak didukung dengan algoritma dan aplikasinya. Program paralel dengan berbagai level paralelisme dapat diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja prosesor, mulai dari instruction-level parallelism (ILP) hingga thread-level parallelism (TLP).

Keuntungan teknologi multicore di antaranya adalah :

  1. Percepatan proses dengan adanya cache coherency circuitry.
  2. Penghematan ruang yang berarti semakin kecil ukuran fisik mikroprosesor.
  3. Penghematan energi karena daya yang digunakan oleh dua singlecore lebih besar dibandingkan dengan sebuah dualcore.

Selain keuntungan, prosesor multicore juga tidak lepas dari kekurangan yaitu :
  1. Perlu pembaruan software sehingga mendukung kinerja core yang tersedia.
  2. Kesulitan mengelola panas yang dihasilkan oleh kerja prosesor.
  3. Kesulitan meningkatkan performansi prosesor karena keterbatasan bandwidth memori dan bus sharing. 

1.3.1        Algoritma Paralel
Komputasi paralel digunakan untuk menyelesaikan permasalahan komputasi yang besar atau komplek. Program paralel dibuat khusus atau dimodifikasi dari program serial. Algoritma paralel digunakan untuk menggantikan algoritma serial menyesuaikan arsitektur komputer yang digunakan. Berdasarkan klasifikasi

arsitektur komputer paralel di atas komputer paralel shared memory dan distributed memory tentu saja menggunakan algortima paralel yang berbeda.

Algoritma paralel menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh komputer paralel dalam menyelesaikan permasalahan. Hal-hal yang ada dalam algoritma paralel meliputi :

1)      Identifikasi terhadap beban permasalahan yang akan dikerjakan secara paralel.

2)      Pemetaan porsi pekerjaan yang dibebankan kepada tiap-tiap proses.

3)      Distribusi data input, output dan perantara yang terkait dengan program.

4)      Pengaturan data yang diakses bersamaan oleh beberapa prosesor.

5)      Menyelaraskan fungsi prosesor pada setiap langkah pekerjaan.

Ada beberapa model algortima paralel, di antaranya : data parallel, task graph, work pool, master-slave (message passing), dan pipeline. Algoritma paralel yang digunakan untuk arsitektur cluster PC umumnya menggunakan message passing, di mana data dari memori sebuah PC dikirimkan ke memori PC lain melalui suatu jaringan. Beberapa konsep penting terkait dengan hal di atas adalah dekomposisi, mapping, dan granularitas.


1.3.3.1              Dekomposisi (pembagian beban kerja)

Pembagian beban pekerjaan adalah hal utama dalam algoritma paralel, karena tujuan utama komputasi paralel adalah mempercepat proses dengan mengerjakan permasalahan menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara bersamaan. Berdasarkan obyek yang dibagi, dekomposisi dibedakan menjadi dekomposisi data (domain) dan dekomposisi fungsi.

Dekomposisi menyesuaikan permalasahan yang dikerjakan, semisal untuk permasalahan yang melibatkan pengulangan (iterasi) input data yang besar di mana fungsi yang digunakan sulit untuk diparalelkan maka dekomposisi data lebih baik digunakan. Untuk permasalahan lain dengan fungsi yang beragam bisa menggunakan dekomposisi fungsi. Pemilihan dekomposisi ini sangat berpengaruh pada performansi komputer paralel.


1.3.3.2           Mapping (pemetaan beban kerja)

Mapping terkait erat dengan arsitektur dan kapasitas komputer paralel yang digunakan. Mapping juga terkait erat dengan dekomposisi, di mana beban pekerjaan yang dibagi-bagi akan diberikan pada proses-proses secara paralel.



            Pada arsitektur homogen di mana kemampuan dan kapasitas setiap node sama maka mapping menjadi lebih mudah, setiap node mendapatkan porsi yang sama untuk dekomposisi data. Untuk komputer paralel heterogen, mapping akan dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur kapasitas dari setiap node, sehingga mapping beban kerja memberikan porsi yang berbeda-beda kepada setiap node.


1.3.3.3              Granularitas

Faktor penting lain dalam algoritma paralel adalah perbandingan komputasi dan komunikasi. Komputasi di sini diartikan proses yang dilakukan pada setiap prosesor sedangkan komunikasi adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan antar prosesor. Permasalahan dengan fungsi sederhana biasanya memberikan porsi komputasi lebih besar dari pada komunikasi (coarse grain), sebaliknya permasalahan dengan banyak fungsi menyebabkan porsi komunikasi hampir sama dengan porsi komputasinya (fine grain).

Algoritma paralel mengatur granularitas sehingga tidak terjadi defisiensi proses baik komputasi maupun komunikasi. Porsi komputasi dan komunikasi juga disesuaikan dengan arsitektur komputer paralel.

1.3.4        Algortima Multithreading

Definisi komputasi paralel memberikan pemahaman bahwa komponen-komponen dalam komputer menjadi bagian yang dieksploitasi untuk meningkatkan performansi terutama kecepatannya. Selain pengembangan hardware seperti prosesor dan memori, yang juga dikembangkan adalah eksploitasi terhadap pemrograman aplikasinya (software). Eksploitasi software merupakan solusi yang mungkin dilakukan dengan biaya ringan, salah satunya penggunaan teknik pemrograman paralel dengan multithreading.

Komputasi paralel sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komputer, terutama prosesor. Komputer singlecore telah menggunakan teknik pemrograman paralel untuk meningkatkan kinerjanya, sebagai contoh penggunaan hyperthreading pada prosesor Intel. Sedangkan untuk komputer multicore ada beberapa teknik yang diterapkan, salah satunya adalah multithreading. Bila dalam sistem operasi kita mengenal task, process dan thread, maka multithreading adalah paralelisme thread-level sebagaimana penerapan multitasking dan multiprocessing. Sebuah thread adalah sebuah aliran kendali tunggal di dalam suatu program sehingga teknik multithreading diartikan sebagai teknik yang memanfaatkan lebih dari satu aliran kendali di dalam suatu program.

Teknik multithreading berdasarkan survey bila dipadukan dengan teknologi multicore terbukti meningkatkan performansi CPU. Dalam beberapa penelitian termasuk, penggunaan thread-level programming menjadi solusi bagi peningkatan performansi komputer paralel, sehingga keunggulan message passing dipadukan di antara dua pustaka paralel seperti MPI dan OpenMP.


1.3.4.1              Static Threading

Teknik ini biasa digunakan untuk komputer dengan chip multiprocessors dan jenis komputer shared-memory lainnya. Teknik ini memungkinkan thread berbagi memori yang tersedia, menggunakan program counter dan mengeksekusi program secara independen. Sistem operasi menempatkan satu thread pada prosesor dan menukarnya dengan thread lain yang hendak menggunakan prosesor itu.

Mekanisme ini terhitung lambat, karenanya disebut dengan static. Selain itu teknik ini tidak mudah diterapkan dan rentan kesalahan. Alasannya, pembagian pekerjaan yang dinamis di antara thread-thread menyebabkan load balancing-nya cukup rumit. Untuk memudahkannya programmer harus menggunakan protokol komunikasi yang kompleks untuk menerapkan scheduler load balancing. Kondisi ini mendorong pemunculan concurrency platforms yang menyediakan layer untuk mengkoordinasi, menjadwalkan, dan mengelola sumberdaya komputasi paralel. Sebagian platform dibangun sebagai runtime libraries atau sebuah bahasa pemrograman paralel lengkap dengan compiler dan pendukung runtime-nya.


1.3.4.2              Dynamic Multithreading

Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik sebelumnya yang bertujuan untuk kemudahan karena dengannya programmer tidak harus pusing dengan protokol komunikasi, load balancing, dan kerumitan lain yang ada pada static threading. Concurrency platform ini menyediakan scheduler yang melakukan load balacing secara otomatis. Walaupun platformnya masih dalam pengembangan namun secara umum mendukung dua fitur : nested parallelism dan parallel loops.
Nested    parallelism  memungkinkan  sebuah  subroutine  di-spawned (ditelurkan dalam jumlah banyak seperti telur katak) sehingga program utama tetap berjalan sementara subroutine menghitung hasilnya. Sedangkan parallel loops seperti halnya fungsi for namun memungkinkan iterasi loop dilakukan secara bersamaan. Salah satu contoh paltform ini adalah Cilk++.

1.3.5     Aplikasi Pengujian
            Membahas tentang aplikasi yang digunakan dalam pengujian algortima paralel yaitu perkalian matrik dan pengurutan data.

1.3.5.1              Perkalian Matriks

Perkalian matriks adalah sebuah operasi dasar pada berbagai aplikasi aljabar linier. Perkalian matrik digunakan di banyak penelitian yang berhubungan dengan pengujian kinerja komputasi paralel. Ukuran-ukuran matriks yang digunakan merupakan range sampel pengujian algoritma paralel.

Untuk mengalikan dua matriks n x n digunakan algoritma rekursif. Misal matriks C adalah hasil perkalian matriks A dan matriks B seperti ditunjukkan oleh Persamaan 1.1 maka operasi yang dilakukan adalah 8 perkalian dan 4 penjumlahan dari submatriks (n/2) x (n/2).

1.3.5.1              Pengurutan Data (Sorting)

Pengurutan data (sorting) adalah operasi sederhana yang melibatkan iterasi yang besarnya tergantung pada jumlah dan komposisi datanya. Operasi ini juga digunakan dalam berbagai penelitian sebagai aplikasi pengujian komputasi paralel. Panjang rangkaian data acak yang digunakan merupakan range sampel pengujian algoritma paralel. Ilustrasi sorting abjad ditunjukkan pada Gambar 1.9.

Algortima sorting yang dikenal ada beberapa di antaranya : insertion sort, merge sort, dan quick sort. Adapun secara umum algoritma sorting menggunakan prinsip divide and conquer.

1.3.6        Algoritma Serial Aplikasi Pengujian

Kedua aplikasi tersebut biasa dikerjakan secara serial (sekuensial) dengan algortima seperti terlihat pada Gambar 1.10 dan Gambar 1.11. Dari algoritma tersebut diperoleh jumlah operasi untuk aplikasi perkalian matriks yang harus diproses adalah berjumlah n x n x n perkalian dan n penjumlahan atau total n3 + n2 operasi.

Sedangkan untuk aplikasi sorting jumlah operasi yang harus diproses adalah berjumlah n log n (dengan asumsi menggunakan algoritma quick sort).



2.1. Kontribusi Parallel Processing

Parallel Processing umumnya diperlukan saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar (di industri keuangan, bioinformatika, dll) ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak. Kasus kedua umum ditemui di kalkulasi numerik untuk menyelesaikan persamaan matematis di bidang fisika (fisika komputasi), kimia (kimia komputasi) dan lain lain.


2.1.1 Bioinformatika
Bioinformatika adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunderRNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
Bioinformatika adalah teknologi pengumpulan, penyimpanan, analisis, interpretasi, penyebaran dan aplikasi dari data-data biologi molekul. Perangkat utama Bioinformatika adalah software dan didukung oleh kesediaan internet dan server World Wide Web (WWW).
Dengan Bioinformatika, data-data yang dihasilkan dari proyek genom dapat disimpan dengan teratur dalam waktu yang singkat dengan tingkat akurasi yang tinggi serta sekaligus dianalisa dengan program-program yang dibuat untuk tujuan tertentu. Sebaliknya Bioinformatika juga mempercepat penyelesaian proyek genom karena Bioinformatika memberikan program-program yang diperlukan untuk proses pembacaan genom ini.
Dalam dunia kedokteran, keberhasilan proyek genom ini membuka kemungkinan luas untuk menangani berbagai penyakit genetik serta memprediksi resiko terkena penyakit genetik. Juga dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap obat sehingga efektivitas pengobatan bisa ditingkatkan.
Karena Bioinformatika merupakan suatu bidang interdisipliner, maka Bioinformatika juga tidak bisa berdiri sendiri dan harus didukung oleh disiplin ilmu lain yang mengakibatkan saling bantu dan saling menunjang sehingga bermanfaat untuk kepentingan manusia. Bidang yang terkait dengan Bioinformatika diantaranya adalah Biophysics, Computational Biology, Medical Informatics, Cheminformatics, Genomics, Mathematical Biology, Proteomics, Pharmacogenomics.
Meskipun merupakan kajian yang masih baru, Indonesia telah berperan aktif dalam mengembangkan Bioinformatika ini. Ada sejumlah pakar yang telah mengikuti perkembangan Bioinformatika ini, antara lain para peneliti dalam Lembaga Biologi Molekul Eijkman

2.1.2 Perkembangan Parallel Processing di Indonesia
Di Indonesia, usaha untuk membangun infrastruktur mesin paralel sudah dimulai sejak era 90-an, meski belum pada tahap serius dan permanen. Namun untuk pemrograman paralel sudah sejak awal menjadi satu mata-kuliah wajib di banyak perguruan tinggi terkait. Baru pada tahun 2005 dimulai pembuatan infrastruktur mesin paralel permanen, misalnya yang dikembangkan oleh Grup Fisika Teoritik dan Komputasi di P2 Fisika LIPI. Didorong oleh perkembangan pemrograman paralel yang lambat, terutama terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang menguasainya, mesin paralel LIPI ini kemudian dibuka untuk publik secara cuma-cuma dalam bentuk LIPI Public Cluster (LPC). Saat ini LPC telah dikembangkan lebih jauh menjadi gerbang komputasi GRID di Indonesia dengan kerjasama global menjadi IndoGRID.

Pada tahun berikutnya, dengan dukungan dana dari proyek Inherent Dikti, Fasilkom UI juga membangun mesin paralel[4]. Sementara itu pada tahun 2009, ITB membuat kluster hibrid CPU dan GPU yang pertama di Indonesia dengan kemampuan hingga 60 inti CPU dan 1920 inti GPU.



DAFTAR PUSTAKA
  • http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/134234-T%2027918-Studi%20kinerja-Literatur.pdf
  • http://dewi_anggraini.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43470/10+Parallel+Processing.pdf
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_paralel
  • http://coretanmuvi.blogspot.co.id/2012/03/paralel-processing.html
  • https://dikky12.wordpress.com/2011/04/22/bioinformatika/
  • https://dikky12.wordpress.com/2011/04/01/parallel-processing/
  • http://gina-itsme.blogspot.co.id/2013/06/parallel-processing-dan-hubungan-dengan.html
  • http://rakhapermanasblog.blogspot.co.id/2015/05/parallel-processing-dan-bioinformatika.html?view=snapshot&m=1

2 komentar:

  1. kebetulan sekali, saat ini saya mencari informasi ini, makasih infonya penumbuh rambut rontok

    BalasHapus
  2. http://kukusumama.blogspot.com/2016/04/pemrosesan-paralel-dan-komputasi-paralel.html

    BalasHapus